Apakah menghafal itu susah?

Kalau kita nggak pernah menghafal sebelumnya, tentu saja susah. Namun, ketika kita menuruti rasa susah itu, kita nggak bakalan berkembang. Jadi, nggak papa memang pas awal-awalnya susah, namun ketika kita terus saja berusaha, maka rasa susah itu akan mulai sirna dan lama-kelamaan akan menjadi susah.

Hal ini juga pernah aku rasakan ketika pertama kali menghafal Al-Quran. Waktu itu, menghafal satu halaman aja rasanya susah banget dan menghabiskan waktu seharian penuh. Namun, karena memang target dari pondok pesantren untuk menyelesaikan hafalan 10 juz per tahunnya, maka rasa susah itu pun mau nggak mau ya harus dikesampingkan dan kita berusaha terus berjuang menghafal Quran supaya target itu tercapai.

Jadi, kalau kita merasa susah, yang pertama ya akui aja kalau memang susah. Namun, bukan berarti kita menurutinya melainkan terus berjuang mencapai target yang sudah ada.

graph LR a[Merasa susah] --> b[Sikap kita] --> c[Akui aja] & d[Jangan dituruti] a -- Fokus --> e[Target]

Sebenarnya, hal ini adalah kunci dari segala hal yang kita lakukan. Ketika kita memiliki target akan sesuatu, maka segala kesulitan itu pun nggak akan kita pedulikan yang penting kita bisa terus berlari maupun berjalan tersendat-sendat menuju target yang sudah sangat terang di depan mata. Maka, inilah salah satu alasan mengapa kita perlu menerapkan target pada diri kita buat menghafal Quran. Bisa targetnya itu satu halaman saja setiap hari maupun setengah halaman saja setiap hari. Namun, biasanya kan kita merasa manja dengan target yang telah kita tetapkan. Misalnya aja kita sudah punya target buat menghafal satu hari sebanyak satu halaman dan sorenya murajaah sebanyak seperempat juz, namun kita menguranginya menjadi setengahnya. Nah, hal yang seperti inilah yang akan membuat kita jadi sulit menghafal Quran karena menganggap enteng target yang telah kita tentukan.

graph LR a[Target] --> b[Aksi] --> c[Berhasil]

results matching ""

    No results matching ""