Memilih mushaf

Mushaf adalah lembaran-lembaran berbentuk buku yang memuat ayat-ayat Quran. Jadi, yang biasa kita sebut dengan Quran itu sebenarnya adalah mushaf. Sedangkan, Quran itu adalah isi dari mushaf tersebut. Secara umum, ada tiga jenis mushaf yang beredar di Indonesia. Yang pertama adalah mushaf utsmani, lalu ada mushaf madinah, dan yang terakhir adalah mushaf jawa. Ciri-ciri dari mushaf utsmani dan mushaf madinah itu hampir mirip; satu juznya terdiri dari 10 lembar (kecuali di juz 30, lebih banyak tiga halaman), satu halaman terdiri dari 15 baris. Namun, perbedaannya adalah jika mushaf utsmani di juz tujuhnya diawali dengan lafaz waiza sami'u, kalau di mushaf madinah, tulisan waiza sami'u terletak di kanan bawah. Sehingga, terdapat perbedaan posisi letak ayat antara mushaf utsmani dan mushaf madinah yaitu di juz 7, juz 29, dan juz 30.

Kalau mushaf jawa, dia nggak tentu letak ayatnya. Dan tiap penerbit yang berbeda, berbeda pula letak ayatnya. Misalnya aja terbitan Gresik dan Ponorogo, bisa saja berbeda letak ayatnya. Dan biasanya, satu juznya terdiri dari delapan lembar.

Lalu, yang mana yang kita pilih?

Kalau biasanya sih pondok pesantren tahfidz Quran merekomendasikan santrinya untuk menggunakan mushaf utsmani karena mudah ditemukan dan banyak orang menggunakan. Bahkan, aplikasi Quran di HP aja menggunakan standar mushaf utsmani.

Bagaimana jika berganti-ganti mushaf?

Sebenarnya nggak masalah sih berganti-ganti mushaf asalkan letak ayatnya masih sama. Jadi, misalnya kamu menggunakan mushaf utsmani untuk menghafal Quran, usahakan juga untuk dibaca sehari-hari juga menggunakan mushaf utsmani, bukan mushaf madinah maupun mushaf jawa. Kenapa kok sebaiknya tetap di satu jenis mushaf? Tentu saja supaya kita nggak bingung saat memurajaah hafalan Quran kita karena kalau letaknya saling berbeda, agak bingung kita mengingat-ingat letak ayatnya.